Sabtu, 08 Agustus 2009

E-LEARNING

1. Pengertian e-learning secara teoritis:

Menurut Jaya Kumar C. Koran, e-learning merupakan sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

Menurut Dong mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Rosenberg yang menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Cambell dan Kamarga yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.

Menurut Onno W. Purbo menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.

Dengan demikian, e-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta didik (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.

Implementasi e-learning di lapangan terkait dengan karakteristik konsep matematika: Konsep matematika menurut hemat saya tidak dapat diajarkan melalui media tanpa tutor atau guru, karena bisa terjadi salah konsep yang akibatnya bisa fatal di mana konsep matematika itu berjenjang. Jika e-learning akan digunakan dalam pembelajaran matematika ya tentu saja boleh bahkan dianjurkan tetapi hanya sebagai tambahan dan pelengkap, bukan sebagai pengganti guru.

Ketersediaan sarana/prasarana dan sumber daya yang diperlukan

Pembelajaran dengan bebasis e-learning (LAN, WAN, atau internet) tentu di sekolah tersebut sudah cukup perangkatnya dalam hal ini adalah computer, jaringan internet dan gurunya. Namun sayang di Indonesia, hanya ada di kota-kota besar sedangkan daerah pelosok tidak bisa apalagi daerah yang belum ada listriknya. Begitu juga gurunya, belum banyak guru yang mampu mengoperasikan program komputer.

2. Pemanfaatan internet dalam pembelajaran yaitu: (1) sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one maupun one-to-many, (2) memiliki sifat interkatif, dan (3) memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron (syncronous) maupun tertunda (asyncronous), sehingga memungkinkan terselenggaranya dialog/komunikasi yang merupakan syarat terselengaranya suatu proses belajar mengajar.

Internet jika dimafaatkan dalam pembelajaran matematika hanyalah sebagai pelengkap dan tambahan bukan sebagai pengganti guru. Karena dikhawatirkan dapat terjadi kesalahan dalam pemahaman konsep matematika bagi siswa.

Perbedaan antara open learning dan distance learning:

Pendidikan jarak jauh (distance learning) adalah suatu bentuk pendidikan yang mempunyai karakteristik yaitu bahwa dalam sistem pendidikan jarak jauh: (1) peserta didik dan guru bekerja secara terpisah sepanjang proses belajar itu yang berarti bahwa siswa harus dapat belajar secara mandiri dan bantuan belajar yang diperoleh dari orang lain sanagat terbatas. (2) lembaga pendidikan yang merancang dan menyiapkan bahan belajar, serta memberikan pelayanan bantuan belajar kepada peserta didik. (3) pelajaran ( pengetahuan, keterampilan, dan sikap) disampaikan kepada siswa melalui media seperti media cetak, radio, kaset, audio, TV, kaset Video, slide, CD-ROM dan internet. Kecuali berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan isi pelajaran, media juga merupakan alat penghubung atau alat komunikasi antara peserta didik dan guru. (4) ada usaha untuk terjadinya komunikasi dua arah antara peserta didik dan guru atau antara peserta didik dengan lembaga penyelenggara, atau antara sesama peserta didik. (5) tidak ada kelompok belajar bersifat tetap sepanjang masa belajarnya. Karena itu peserta didik pendidikan jarak jauh menerima pelajaran secara individual bukannya secara kelompok. Sekali waktu memang dapat dilakukan pertemuan kelompok peserta didik yang mempelajari mata pelajaran yang sama untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran atau sekedar untuk bersosialisasi.

Pendidikan Terbuka (open learning)

Pada pendidikan terbuka peserta didik juga belajar terpisah dengan guru, diorganisir oleh lembaga tertentu, isi pelajaran disampaikan melalui berbagai program media, biasanya tidak ada kelmpok belajar permanent. Bahkan di Universitas Terbuka ada bagian yang disebut Unit Pelaksana Belajar Jarak Jauh (UPBJJ).
Menurut Race (1989) istilah terbuka berarti peserta didik mempunyai pilihan.Dia mempunyai kebebasan untuk memilih strategi belajar sendiri, dan keleluasaan untuk mengontrol kegiatan belajarnya sendiri. Tidak banyak kontrol atau campur tangan yang dilakukan oleh dosen, instruktur, atau guru.Terbuka juga berarti leluasa dalam aturan penerimaan peserta didik. Banyak program pendidikan terbuka yang tidak memberikan persyaratan masuk berupa pengetahuan atau pengalaman belajar prerequisite (pra syarat). Keegan (1986) mengatakan bahwa pendidikan terbuka terutama ditandai oleh dihilangkannya aturan-aturan (restriction), exclusion, dan previleges. Sebagai gantinya diberikan keleluasaan dalam memasuki pendidikan terbuka, memasuki pendidikan terbuka tidak perlu tes. Dorell (1993) mengatakan bahwa pendidikan terbuka itu terbuka bagi semua orang. Jadi tidak ada prakualifikasi seperti umur, status dan kecerdasan. Ada beberapa ciri lain yang oleh penyelenggara pendidikan terbuka dipandang sebagai ciri pendidikan terbuka, yaitu : (1) biasanya tidak mempunyai persyaratan masuk seketat pendidikan konvensional. Orang yang mendaftarkan diri ke UT atau SMP Terbuka misalnya tdak perlu mengikuti tes masuk seperti universitas lainnya. (2) Sistem pendidikan terbuka menganut multy entry system. Siswa dapat keluar masuk sewaktu-waktu. Pada suatu semester peserta didik boleh tidak aktif, dan pada semester lain aktif kembali. (3) peserta didik dapat memilih tempat dan waktu belajar sesuai dengan keinginannya. (4) peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajar (pace of learning ) masing-masing.

Munculnya istilah Open Learning dan Distance Learning. Karena adanya persamaan karakteristik dan tidak adanya perbedaan yang sangat hakiki antara pendidikan jarak jauh dan pendidikan terbuka, di dunia internasional muncul istilah atau nama Open and Distance Learning (Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh). sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh juga membutuhkan sarana dan prasarana penunjang pendidikan, agar tujuan umum pendidikan bisa diwujudkan sesuai dengan jenjang pendidikanya. Sarana penunjang biasanya berupa modul-modul pelajaran yang dikirim kepada peserta didik. Sarana bisa juga berbasis teknologi informasi. Munculnya teknologi informasi dan komunikasi pada pendidikan terbuka dan jarak jauh sangatlah membantu sekali. Seperti dapat dilihat dengan munculnya berbagai pendidikan secara online atau wibe-school atau cyber-school, dengan menggunakan fasilitas internet. Pendekatan sisem pengajaran yang dapat dilakukan aalah dengan melakukan pengajaran lansung (realtime) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge). Hal ini memungkinkan terbentuknya kesempatan bagi siapa saja untuk mengetahui jenjang pendidikan.

Open Learning dan Distance Learning yang berbasiskan website dianggap paling murah dibanding CAI/CBI, siaran radio, kaset video, dan lainlainnya. Dengan website ini belajar tidak lagi terikat dengan waktu dan ruang tentunya. Pada kenyataannya sekarang ini, melalui internet memang bisa mengirim video tetapi tidak mampu secepat kalau mengakses kaset video, televisi, atau CD-ROM secara langsung. Lagi pula, interaksi waktu nyata yang dijalin tidak sebaik komunikasi telepon ataupun konferensi video. Sedangkan informasi tekstual yang diperoleh pun juga tidak sebaik dari buku atau majalah. Akan tetapi mengapa web demikian pesat perkembangannya?. Hal ini karena dalam web bisa didapatkan gabungan keuntungan atas media lain tersebut. Dalam web bisa diperoleh informasi video dan suara sekaligus teks dan gambar serta dimungkinkan komunikasi interaktif dari berbagai sumber informasi di seluruh dunia. Disamping itu, menurut McManus (1995) ternyata jaringan internet bukanlah semata-mata suatu media, tetapi lebih dari itu juga merupakan pemberi materi dan sekaligus materinya. Seorang dosen yang mengajarkan suatu topik tertentu melalui web akan dengan mudah menghubungkannya dengan situs-situs web yang berkaitan dengan topik tersebut.

3. Kegunaan model pembelajaran berbasis komputer adalah untuk mempermudah siswa dalam proses pembelajaran melalui penggunaan teknologi yang relevan.

Keunggulan model pembelajaran berbasis komputer

a. Dapat ditekankan pada keterampilan berpikir siswa, sehingga dapat menyeimbnagkan kebutuhan waktu dan keperluan pemrosesan dari tugas-tugas tertentu serta memungkinkan pengembangan pendekatan pembelajaran yang bervariasi (Jackson)

b. Komputer dapat merupakan media pengajaran yang dapat memvisualisasikan berbagai fakta, keterampilan, konsep dan computer dapat juga menampilkan gambar-gambar yang bergerak sesuai dengan keperluannya (Coburn)

Jenis-jenis interaksi dalam pembelajaran berbasis komputer diantaranya:

  1. Jika dilakukan secara on line akan mempermudah interaksi antara guru atau pembelajar dengan peserta didik, antara sesama guru, dan antara guru dengan materi ajar sendiri.
  2. Sedangkan jika dilakukan secara off line, akan mempermudah interaksi guru dengan materi ajar, dan memungkinkan guru untuk belajar sesuai dengan keinginan dan dasar apa yang sudah dimiliki.

4. a. Beberapa kelebihan Student Centered

1) Mengefektifkan proses pembelajaran; dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, mereka akan bertanggungjawab pada dirinya sendiri dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Sehingga mereka akan lebih cepat dalam menerima dan memahami sesuatu dengan proaktif dalam belajar.

2) Memperkuat daya ingatan siswa; ketika siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajarnya, dalam artian tidak lagi hanya terpusat pada guru, mereka akan lebih kuat daya ingatannya. Karena mereka mendapatkan ilmu secara langsung untuk dipraktekkan, dalam arti tidak hanya sekedar mendengarkan dari satu sumber.

3) Mengikis rasa bosan siswa; Rasa bosan akan timbul ketika mahasiswa tidak dianggap ada di dalam kelas. Mereka hanya dijadikan objek pendengar yang setia dari ceramah guru. Akibatnya siswa akan merasa bosan dan akan juga mempengaruhi keinginannya untuk terus giat dalam menggali ilmu.

4) Memberikan rasa percaya diri bagi mereka yang mempunyai kekurangan dalam akademis; Student Centered memberikan kesempatan pada siapapun untuk proaktif dalam proses belajar mengajar. Tidak ada tekanan yang dapat memutuskan bahwa pendapat ini benar dan pendapat itu salah. Karena yang terlibat dalam diskusi tersebut mereka sendiri yaitu semua siswa. Jadi bagi mereka yang selama ini jarang berpartisipasi dalam kegiatan KBM akan merasa lebih percaya diri dalam mengikutinya.

b.Aplikasi teknologi dalam pendidikan matematika termasuk jenis Student Centered, sebab siswa langsung berinteraksi dengan teknologi yang digunakan dalam pembelajaran tersebut meskipun bukan dalam penanaman konsep dan guru tetap memberikan bimbingan dalam pembelajaran.

5. a. Pembelajaran berbasiskan Information Technologi diantaranya

1) Pembelajaran berbasis web (web base learning), penyampaian materi dalam berbagai bentuk data serta dapat dihubungkan ke berbagai sumber informasi lainnya (hypermedia)

2) Pembelajaran berbasis internet; internet memang akan bisa digunakan dalam seting pembelajaran di sekolah, karena memiliki karakteristik yang khas yaitu (1) sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one maupun one-to-many, (2) memiliki sifat interkatif, dan (3) memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron (syncronous) maupun tertunda (asyncronous), sehingga memungkinkan terselenggaranya dialog/komunikasi yang merupakan syarat terselengaranya suatu proses belajar mengajar.

3) Pembelajaran berbasis e-leaning; pembelajaran dengan menggunakan media lektronik. e-learning, seperti juga namanya “Electronic Learning” disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung dengan Internet (World Wide Web yang menghubungkan semua unit komputer di seluruh dunia yang terkoneksi dengan Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan). Dan sebagainya

Pembelajaran berbasiskan IT jika dilakukan secara on line akan mempermudah interaksi antara guru atau pembelajar dengan peserta didik, antara sesama guru, dan antara guru dengan materi ajar sendiri. Apabila diaplikasiskan dalam pembelajaran matematika sangat bagus dan relevan, sehingga menarik untuk siswa karena dapat meningkatkan retensi siswa.

Sedangkan jika dilakukan secara off line, akan mempermudah interaksi guru dengan materi ajar, dan memungkinkan guru untuk belajar sesuai dengan keinginan dan dasar apa yang sudah dimiliki. Namun apabila dikaitkan dengan pembelajaran matematika dapat menimbulkan salah konsep karena interaksi guru dan siswa tidak secara langsung. Jadi jika dilakukan secara off line kurang baik dalam penanaman konsep matematika.

b. Judul penelitian: Penerapan Hypertext Teknologi dalam Pembelajaran Matematika

Perumusan Masalah

1) Apakah penggunaan hypertext sebagai media bisa memberikan manfaat khusus bagi siswa dalam hal pemahaman materi pelajaran matematika?

2) Apakah penggunaan hypertext sebagai media bisa memberikan manfaat kepada guru dalam hal proses pembelajaran matematika di kelas?

3) Upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan hypertext dalam proses pembelajaran matematika?

4) Apakah Hypermedia disain model bisa digunakan sebagai pendamping atau pelengkap Sistem Desain Instruksional konvensional dalam pelajaran matematika?

5) Permasalahan apa saja yang muncul dari penggunaan Hypermedia Disain Model dan media Hypertext dalam pembelajaran matematika, baik pada guru maupun pada siswa?

Tujuan penelitian

1) Untuk mengetahui penggunaan hypertext sebagai media bisa memberikan manfaat khusus bagi siswa dalam hal pemahaman materi pelajaran matematika.

2) Untuk mengetahui hypertext sebagai media bisa memberikan manfaat kepada guru dalam hal proses pembelajaran matematika di kelas.

3) Untuk mengetahui upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan hypertext dalam proses pembelajaran matematika.

4) Untuk mengetahui Hypermedia disain model bisa digunakan sebagai pendamping atau pelengkap Sistem Desain Instruksional konvensional dalam pelajaran matematika.

5) Untuk mengetahui permasalahan yang muncul dari penggunaan Hypermedia Desain Model dan media Hypertext dalam pembelajaran matematika, baik pada guru maupun pada siswa.

Hipotesis penelitian

1) Penggunaan hypertext dalam pembelajaran matematika dapat memberikan manfaat bagi siswa dan guru

2) Penggunaan hypertext dalam pembelajaran matematika lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran biasa.

6. Bahwa penggunaan internet dalam pembelajaran masih relative baru sebagai metode pembelajaran dan masih harus lebih banyak disimak terutama karena internet juga menyediakan segala bahan untuk pelajaran maupun bahan-bahan yang sifatnya mempengaruhi dan merusak para siswa. Pengembangan pengajaran matematika dengan internet harus mempunyai rambu-rambu demi pemanfaatan waktu dengan efektif dan tersampaikannya materi pelajaran dengan baik. Sehingga pembelajaran dengan internet saat ini harus sudah diperkenalkan dan dimasyarakatkan di seluruh pelosok Indonesia dalam usaha menyamakan mutu pendidikan di dalam dan di luar negeri maupun memperkecil gap kualitas pendidikan antar darah di tanah air. Pembelajaran dengan internet ini harus dimulai dari pengenalan komputer dan peranti lunaknya serta pembelajaran dengan peranti lunak sains.

Dengan internet materi yang disampaikan mungkin tidak baru namun dengan metode interaktif materi yang sama akan menjadi lebih menarik, apalagi kalau ditunjang perlengkapan audio visual yang memadai. Internet juga dapat digunakan dalam semua pembelajaran pada mata pelajaran maupun mata kuliah.

Kamis, 06 Agustus 2009

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Pertemuan 1)

Nama Sekolah : SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Genap

Pokok Bahasan : Geometri

Sub Pokok Bahasan : Kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang

Jam Pelajaran : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

B. Kompetensi Dasar

6.1. Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

C. Indikator

  1. Menentukan komponen bangun ruang
  2. Menentukan kedudukan titik dan garis dalam ruang
  3. Menentukan kedudukan titik dan bidang dalam ruang

D. Tujuan Pembelajaran.

Siswa memiliki pemahaman konsep komponen bangun, kedudukan titik dan garis dalam ruang, kedudukan titik dan bidang dalam ruang.

E. Materi.

1. Bangun-bangun ruang

2. Komponen bangun ruang

3. Titik, garis, dan bidang.

4. Kedudukan titik, garis, dan bidang pada bangun ruang.

F. Media Pembelajaran : kerangka kubus, kertas, lidi.

G. Sumber Pembelajaran

1. Wirodikromo, S. (2006). Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta:Erlangga

2. LKS

H. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Metode Pembelajaran : Teknik Superitem/SOLO

2. Langkah-langkah pembelajaran

Kelompok Eksperimen

Pendahuluan

a. Guru menjelaskan tentang pembelajaran dengan teknik Superitem/SOLO

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai setelah pembelajaran dengan teknik Superitem/SOLO

c. Guru memotivasi siswa dan menggali pengetahuan prasyarat.

d. Guru membagi kelompok dengan jumlah anggota kelompok 4-6 siswa.

Kegiatan Inti

Guru membagikan LKS pada semua siswa. Dan di dalam LKS tertera soal mengenai ilustrasi konsep, analogi konsep, soal sesuai taksonomi SOLO, soal superitem. Dan diharapkan siswa mampu memahami materi melalui soal-soal tersebut.

a. Ilustrasi Konsep

Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan meminta siswa untuk menyebutkan semua bangun ruang. Kemudian guru membimbing siswa untuk menggambar bangun ruang tersebut.

b. Analogi Konsep

Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan berikut.

Diberikan sebuah gambar kerangka kubus ABCD.EFGH, siswa diminta untuk menyebutkan komponen-komponennya.

c. Pengembangan

c.1. Guru bersama siswa membahas kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga.

· Membahas komponen bangun ruang

· Membahas pengertian titik, garis, dan bidang

· Membahas kedudukan titik terhadap garis dan titik terhadap bidang

· Membahas kedudukan garis terhadap garis dan garis terhadap bidang

· Membahas kedudukan bidang terhadap bidang lain

c.2.Guru bersama siswa membahas soal bertingkat sesuai dengan Taksonomi SOLO.

Kegiatan Akhir (Penutup)

1. Guru mereview tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, membacakan kesimpulan.

2. Guru memberikan soal-soal untuk dikerjakan di rumah.

Kelompok Kontrol

1. Kegiatan Awal (Apersepsi) :

Guru menginformasikan materi pokok dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran serta melakukan apersepsi (mengingatkan kembali materi-materi yang telah dipelajari siswa dan berkaitan dengan materi yang akan dipelajari).

2. Kegiatan inti :

· Guru menjelaskan komponen bangun ruang.

· Guru menjelaskan pengertian titik, garis, dan bidang

· Guru menjelaskan kedudukan titik terhadap garis dan titik terhadap bidang

· Guru menjelaskan kedudukan garis terhadap garis dan garis terhadap bidang

· Guru menjelaskan kedudukan bidang terhadap bidang lain

3. Kegiatan Akhir (Penutup)

Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam LKS siswa.

I. Penilaian

1. Diketahui kubus ABCD EFGH, BC mewakili garis k, DE mewakili garis l, dan AG mewakili garis m. Sebutkan titik-titik kubus yang

a. Terletak pada garis k

b. Terletak pada garis l

c. Berada diluar garis m

2.

C

B

A

D

T

Pada limas segiempat tegak beraturan T.ABCD berikut :

a. Sebutkan garis yang berpotongan dengan rusuk AB!

b. Sebutkan garis yang bersilangan dengan rusuk AB!

c. Sebutkan garis yang sejajar dengan rusuk AB!

Bandung, Maret 2009

Mengetahui,

Kepala SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung, Guru Mata Pelajaran,

Dra. Entin Kartini Lilis Lisnawati, S.Pd